Selasa, 20 Maret 2018

Kisah Hasan Al-Basri dan sepasang mata seorang gadis

Jawahirul Bukhari menerangkan bahawa Hasan basri sewaktu mudanya adalah seorang yang sangat tampan. Beliau sangat suka memakai pakaian yang bagus-bagus dan suka berjalan disekitar kota Basrah. Pada suatu hari, sedang berjalan-jalan dia melihat seorang wanita berpurdah. Mata wanita itu sangat cantik dan menarik perhatiannya. Lalu dia mengikuti gadis itu dari belakang.


Wanita itu yang baru menyedari diikuti lalu menoleh ke belakang lalu berkata, 


“Wahai orang muda, apakah kamu tidak malu?”


“Kepada siapa aku harus malu?” Tanya Hasan Basri kembali.


“Malulah kepada Allah s.w.t Yang Maha Mengetahui mata yang berkhianat dan mengetahui apa sahaja yang ada dalam hati” jawab wanita cantik itu.


Hasan Basri semakin tertarik kepada wanita tersebut dan timbullah rasa cinta dalam hatinya serta tidak dapat menahan nafsu. Lalu dia terus sahaja mengikuti wanita tersebut berjalan.


Melihat dia terus diekori, wanita itu berkata lagi, “Mengapa kamu terus mengikutiku?”


Hasan Basri berkata,”Sebenarnya aku terpesona dengan matamu yang cantik itu.”


Mendengar jawapan itu wanita ini berkata, “Baiklah, kerana kamu menyukai mataku ini,tunggu sebentar disini. Aku akan beri apa yang kamu inginkan”. Kemudian dia berlalu pergi.


Hasan Basri sangat gembira dan menunggu-nunggu kedatangan wanita tersebut.


Tidak lama kemudian, datanglah seorang pembantu menghampiri Hasan Basri dan menyerahkan sebuah kotak yang tertutup rapat. Lalu hasan Basri membuka kotak tersebut. Betapa terkejutnya Hasan Basri melihat isi kotak tersebut ternyata sepasang biji mata!
“Tuan puteriku berkata dia tidak memerlukan mata yang menyebabkan terpesonanya seseorang seperti tuan”, kata pembantu itu.


Gementarlah seluruh tubuh Hasan basri dan berdiri bulu romanya saat mendengar kata-kata pembantu itu, lalu iapun memegang jantungnya sendiri dan berbisik, “Celaka betul kamu ini, sudah berjanggut tapi tak punya rasa malu!”


Setelah menyedari kesalahannya itu, maka dia pulang ke rumah dan menangis semalaman kerana menyesali segala perbuatannya itu. Keesokan hari Hasan Basri pergi ke rumah wanita itu untuk meminta maaf. Tetapi ketika sampai dia mendengar suara wanita-wanita menangis, dan bertanya apa yang terjadi. Dan diberitahu bahawa ada yang meninggal kerana mencongkel kedua matanya.
Hasan Basri kembali ke rumah dan menangis selama 3 hari 3 malam dan menyesali segala perbuatan dan kelemahan imannya. Dia bertaubat kepada Allah untuk tidak lagi menjadi lelaki yang tidak sopan.


Pada malam yang ke-3, Hasan Basri bermimpi bertemu dengan wanita tersebut, dan melihat wanita itu telah berada di syurga. Lalu Hasan Basri berkata,”wahai wanita solehah, maafkan kesalahanku terhadapmu” Wanita itu menjawab,”sebetulnya aku telah memaafkan kamu sejak dulu dan aku telah mendapat kebaikan yang banyak dari Allah s.w.t disebabkan kamu.”


Setelah Hasan Basri mendengar pengakuan dari wanita itu, dia memohon nasihat yang baik.


“Dengarlah nasihatku ini; Apabila kamu sendirian hendaklah kamu berzikir kepada Allah s.w.t setiap pagi dan petang, mohon ampun dan bertaubatlah kepadanya.
Akhirnya Hasan Basri melaksanakan segala nasihat wanita itu, sehingga dia mashur dengan ketaqwaannya dan ketaatannya kepada Allah serta mendapat darjat yang mulia di sisi Allah serta menjadi wali kekasih Allah.

                Oleh itu dalam kisah ini, terlalu banyak pengajaran boleh diambil. Dimana perempuan seperti ini di dunia ini sekarang.

Wallahualam

3 Golongan pertama dihisab dan masuk neraka

Kelak pada hari kiamat akan ada yang namanya Yaumul Hisab, yaitu hari dimana seluruh umat manusia dari Nabi Adam hingga manusia terakhir akan dimintai pertanggung jawaban atas segala sesuatu yang ia lakukan selama hidup di dunia.

Pengadilan Allah itu sangat adil, bahkan kejahatan sekecil apapun akan dibalas dengan setimpal. Nanti pada Yaumul Hisab orang-orang akan dihisab dengan perhitungan yang sangat cepat.

3 Orang yang Paling Pertama Dihisab dan Paling Pertama Masuk Neraka

Menurut hadits shahih riwayat Imam Muslim, nanti akan ada 3 golongan orang yang akan mendapat jatah hisab pertama kali dan mereka juga yang pertama kali dilemparkan kedalam neraka, siapakah mereka?

1. ORANG YANG BERJIHAD BUKAN KARENA AGAMA


Orang yang pertama kali di hisab adalah orang yang mati ketika berperang di jalan Allah, namun sebenarnya orang tersebut tidak bersungguh-sungguh dalam berjuang membela agama Allah melainkan hanya ingin dikatakan sebagai orang yang gagah, pemberani dan lain sebagainya.

Kelak orang ini akan di perlihatkan semua nikmat-nikmat yang Allah berikan kepadanya, dan setelah itu Allah bertanya: "Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat yang Aku berikan kepadamu?" lalu orang tersebut menjawab: "Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.". Namun Allah Maha Mengetahui sehingga Dia berirman: "Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu)." lalu diperintahlah para malaikat oleh Allah untuk menyeret orang itu dan melemparkannya kedalam neraka.

Berikut bunyi hadits tersebut, dari Abu Hurairah ra ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, 'Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' ia menjawab, 'Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman: 'Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka."

2. ORANG BERILMU DAN PEMBACA ALQURAN

Selain itu, orang yang berilmu dan orang yang membaca Alquran juga adalah orang yang pertama kali mendapatkan hisab dan pertama kali masuk neraka. Namun, yang dimaksud disini adalah orang yang berilmu tersebut berharap agar ia disebut sebagai orang yang alim, pintar dan sebagainya dan orang orang yang membaca Alquran tersebut adalah orang yang membaca Alquran dan berharap dirinya dapat disebut sebagai qari dan hafiz.

Melanjutkan hadits diatas, Rasulullah bersabda: "Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca Alquran. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya, 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab, 'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca Alquran hanyalah karena Engkau.' Allah berfirman, 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang alim (yang berilmu) dan engkau membaca Alquran supaya dikatakan seorang qari’ (pembaca Alquran yang baik) dan hafiz. Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka."

Oleh karena itu, janganlah pernah mengharapkan pujian dari orang lain atas kemampuan yang kita miliki sehingga memunculkan sifat sombong dalam diri dan membuat pahala yang kita dapatkan hilang karena hal itu.

3. ORANG YANG BERSADAQAH TAPI MENGHARAP PUJIAN


Kemudian orang yang ketiga adalah orang yang Allah berikan karunia berupa harta benda dan kekayaan, kemudian ia menggunakan harta tersebut dijalan Allah untuk kebaikan seperti bersedekah, membantu fakir miskin dan lain sebagainya tapi ia melakukannya hanya karena ingin dianggap sebagai orang yang murah hati, maka Allah akan langsung melemparkannya kedalam neraka dan orang-orang seperti itu termasuk dalam golongan ahli neraka.

Sabda Rasulullah melanjutkan hadits diatas, "Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya, 'Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab, 'Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.' Allah berkata, 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka," [HR. Muslim, shahih].

Itulah 3 golongan orang yang akan pertama kali dihisab dan golongan pertama pula yang masuk neraka. Oleh sebab itu, maka hendaknya kita ketika melakukan ibadah niatkanlah dengan ikhlas dan hanya mengharap ridha dari Allah SWT agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang tersebut. Semoga tulisan ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua dan mohon maaf apabila ada kesalahan.

Selasa, 06 Maret 2018

3 orang cacat dan malaikat

Abu Hurairah r.a. bekata, dia dengar Rasulullah S.A.W. bercerita tentang tiga orang yang cacat.

Ada tiga orang Bani Israil, seorang penderita kusta, seorang penderita kepala botak dan seorang lagi penderita buta. Allah S.W.T. bermaksud menguji mereka.

Maka mula-mula Allah menghantar malaikat berjumpa dengan penderita kusta. Malaikat bertanya, “ Apakah yang paling engkau sukai?” Jawabnya, “ Warna dan kulit yang bagus serta kesembuhan dari penyakit yang menyebabkan orang merasa jijik kepadaku.”

Malaikatpun mengusap orang itu, lalu sembuhlah dia daripada penyakit yang dihidapinya nselama ini. Kemudian diberinya dia warna kulit yang bagus.

Kata malaikat selanjutnya,” Harta apa yang paling engkau sukai?” Jawab orang itu, “ Unta!” Lalu diberinya unta bunting yang hampir beranak. Malaikat mendoakannya,” Semoga Allah memberi berkat kepadamu dengan pemberian ini.”

Sesudah itu malaikat berjumpa dengan orang yang berkepala botak, katanya, “ Apa yang paling engkau sukai?” Jawab orang itu, Rambut yang indah dan hilangnya aib yang menyebabkan orang benci kepadaku.”

Maka malaikat pun mengusap orang itu, llu hilanglah aib dirinya. Kemudian diberinya pula rambut yang indah .Tanya malaikat,” Harta apa yang paling engkau sukai?” Jawab orang itu, “Sapi.” Maka diberinya orang itu sapi bunting sera berkata, “ Semoga Allah memberkati kamu dengan pemberian ini.”

Kemudian malaikat bertemu dengan orang buta seraya katanya, “ Apakah yang paling engkau sukai?” Jawab orang itu” Semoga Allah mengembalikan npenglihatan ku supaya aku dapat melihat orang ramai.”

Maka malaikat pun mengusap orang buta itu, lalu dia dapat melihat. Tanya malaikat lagi,” Harta apa yang paling engkau sukai?” Jawab orang buta itu, “Kambing!” lalu diberinya orang itu kambing serta anaknya.

Maka berkembang biaklah ternakan-ternakan tersebut. Unta menjadi satu lembah, sapi menjadi satu lembahdan kambing menjadi satu lembah. Beberapa waktu kemudian, malaikat datang lagi dengan rupa dan keadaan seperti dulu dan menemui si penderita kusta.

Kata malaikat, “ Aku seorang miskindan aku kehabisan bekalan dalam perjalanan ku yang masih jauh. Sekarang aku tidak dapat sampai ke tujuanku melainkan dengan pertolongan Allah melalui pertolongan anda. Oleh itu ku pohon kepada kamu dengan nama Allah yang telah memberi kamu warna kulit yang bagus serta ternak unta, sudilah kamu memberiku sekadar pembekalan untuk sampai ke tujuanku.”

Jawab orang itu, “ Aku banyak tanggungan.” Kata Malaikat, “Aku seolah-oleh masih ingat kepadamu . Bukankah engkau si penderita kustayang jijik dahulu? Dulunya engkau miskin,lalu diberikan rezeki!”

Jawab orang itu,” Harta ini kuwarisi dari nenek moyangku yang dari golongan orang terhormat.” Kata malaikat,” Jika engkau dusta, maka Allah akan mengembalikan kamu keadaan asalmu.”

Kemudian malaikat bertemu pula dengan si penderita botak dengan rupa seperti rupanya yang dahulu, seraya berkata kepadanya dengan perkataan yang sama yang ditanya kepada si penderita kusta. Si penderita botak itu menolak permintaan malaikat dengan alasan yang sama di beri oleh di penderita kusta. Maka berkata malaikat,” Jika engkau dusta, maka Allah akan mengembalikan kamu kepada bentul asal kamu.”

Kemudian malaikat bertemu pula dengan si penderita buta dengan rupa yang sama seperti dulu. Kata malaikat, “ Aku kehabisan bekalan dalam perjalanan. Tidak ada yang dapat menolong menyampaikan padaku tujuanku melainkan Allah, melalui kamu. Maka ku pohon padamu atas nama Allah yang telah mengembalikan penglihatan kamu, semoga kamu sudi memberi aku seekor kambing!”

Jawab orang buta itu, “ Dahulu aku buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatanku dan memberi aku ternakan ini. Ambillah seberapa yang engkau mahu dan tinggalkan sisa-sisanya menurut kehendakmu.”

Kata si penderita buta lagi,” Demi Allah, aku tidak keberatan sedikit jua pun terhadap apa yang kamu ambil kerana Allah.” Jawab malaikat ,” Tidak!, Jagalah harta anda. Sesungguhnya aku hanya menguji kamu. Kamu sungguh diredhai Allah sedangkan kedua sahabat kamu dimurkai Allah.”


Sumber: Buku Himpunan Kisah-Kisah Teladan

Uwais Al-Qarni seorang yang tak terkenal penduduk bumi, namun terkenal penduduk langit


Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit itu tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun cacat tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu.

Mendengar ucapan sang ibu, Uwais termenung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan?

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkin pergi haji naik lembu. Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. “Uwais gila... Uwais gila..” kata orang-orang yang melihat tingkah laku Uwais. Ya, banyak orang yang menganggap aneh apa yang dilakukannya tersebut.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik-turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu juga otot Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk mengangkat barang. Tahukah sekarang orang-orang, apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari? Ternyata ia sedang latihan untuk menggendong ibunya.

Uwais menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya itu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa.

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.

“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan.

Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”

Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah subhanahu wata’ala pun memberikan karunia untuknya. Uwais seketika itu juga sembuh dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuknya Uwais tersebut? Ituah tanda untuk Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat Rasulullah untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari di sekitar Ka’bah karena Rasulullah berpesan, “Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.”

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR Bukhari dan Muslim)

Uwais Al Qarni pergi ke Madinah

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al Qarni sampai juga di kota Madinah. Segera ia mencari rumah Nabi Muhammad. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al Qarni menyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada di rumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah r.a., istri Nabi. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi, tetapi Nabi tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al Qarni bergejolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terniang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu,agar ia cepat pulang ke Yaman, “Engkau harus lepas pulang.”

Akhirnya, karena ketaatanya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah r.a., untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi. Setelah itu, Uwais pun segera berangkat pulang mengayunkan lengkahnya dengan perasaan amat sedih dan terharu.

Peperangan telah usai dan Nabi pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi menanyakan kepada Siti Aisyah r.a., tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais anak yang taat kepada orang ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi, Siti Aisyah r.a. dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah r.a. memang benar ada yang mencari Nabi dan segera pulang ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit itu, kepada sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi memandang kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khaththab seraya berkata, “Suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khaththab. suatu ketika Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu. yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa Khalifah Umar dan sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan dia?

Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman, segera Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib segera pergi menjumpai Uwais Al Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang salat. Setelah mengakhiri salatnya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib sambil mendekati kedua sahabat Nabi tersebut dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah dengan segera membalikan telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan Nabi. Memang benar! Tampaklah tanda putihdi telapak tangan Uwais Al Qarni.

Wajah Uwais nampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi. Bahwa ia adalah penghuni langit. Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah”. Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. akhirnya Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memohon agar Uwais membacakan doa dan Istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “Saya lah yang harus meminta do’a pada kalian”.

Mendengar perkataan Uwais, “Khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda”. Seperti dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena ketika Uwais Al Qarni Wafat


Beberapa tahun kemudian, Uwais Al Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan di mandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang ingin berebutan ingin memandikannya. Dan ketika di bawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang sudah menunggu untuk mengafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa ke pekuburannya, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk menusungnya.    

Meninggalnya Uwais Al Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al Qarni adalah seorang yang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya engkau Wahai Uwais Al Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai pengembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatnya, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal.mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.”

Berita meninggalnya Uwais Al Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar kemana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al Qarni disebabkan permintaan Uwais Al Qarni sendiri kepada Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Nabi, bahwa Uwais Al Qarni adalah penghuni langit.

Begitulah Uwais Al Qarni, sosok yang sangat berbakti kepada orang tua, dan itu sesuai dengan sabda Rasulullah ketika beliau ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR Ibnu Majah).